Tuesday 15 November 2016

Pengalaman Perpanjangan SIM di Polres Malang (Kabupaten)


Kali ini saya mau cerita proses perpanjangan SIM di Polres Malang yang terletak di Mondoroko, Singosari. Sebelumnya saya ga pernah perpanjangan SIM karena SIM saya selalu hilang, jadi selama ini proses yang pernah saya tempuh adalah proses penggantian SIM yang hilang.

SIM A dan C saya habis masa berlakunya akhir November ini, setelah saya cek di beberapa website info yang ada mengatakan kita bisa memperpanjang SIM mulai dari 2 minggu sebelum masa berlaku habis sampai 3 bulan setelah masa berlaku habis. Kalau melebihi tiga bulan maka SIM dinyatakan hangus dan harus proses dari awal lagi termasuk segala macam tesnya.

Pas 2 minggu lebih 2 hari sebelum masa berlaku habis, saya urus perpanjangan SIM ke Polres Malang. Sebenernya saya ingin nyoba fasilitas SIM Keliling, tapi saya cek jadwal mobil SIM keliling Kab. Malang ternyata sudah ga update di web resminya. Saya coba mention via twitter dan email ke polres juga tidak dijawab-jawab. Jadinya saya langsung aja ke Polres Malang.

Sebelum berangkat saya cek persyaratan perpanjangan SIM di website dan saya dapatkan persyaratan yang harus dibawa:
1. SIM yang akan diperpanjang dan 3 fotokopinya
2. KTP dan 3 fotokopinya
3. Surat Keterangan Sehat dari dokter

Yang harus saya urus sebelum berangkat adalah Surat Keterangan Sehat. Karena di sebelah utara ada praktek dokter yang hampir selalu jadi rujukan para pengurus SIM, saya juga memutuskan ke situ aja biar sekalian langsung satu tempat. Dari dulu memang sepertinya semua orang yang mengurus SIM ke Polres Malang mengurus Surat Keterangan Sehat di situ, jadi sepertinya sudah sepaket aja.

Sampai di tempat praktek dokter tersebut jam 7 pagi dan ternyata masih tutup. Tapi di depan ada petugas yang membagikan formulir pendaftaran. Saya langsung minta formulir ke petugas tersebut (ada 2 petugas perempuan).
"Bu, minta formulir pendaftaran nggih"
"Fotokopi KTP sama SIM mana mas?"
Saya serahkan fotokopinya. Si ibu lalu mengambilkan formulir pendaftaran dan menulis sesuatu yang ternyata pendaftaran asuransi seharga 20ribu (atau 30ribu ya, saya lupa).
"Oh, kulo mboten usah asuransi, pun nggadah (Oh, saya ga usah asuransi, sudah punya)"
"Lho iki wajib mas buat perpanjangan"
"Mboten usah mboten nopo-nopo (Ga usah, ga apa-apa)"
"Lek gak gelem asuransi yo ojo mrene!! (Kalau ga mau asuransi ya jangan ke sini!!) Saya tentunya kaget dong dibegitukan karena memang asuransi ga diwajibkan untuk pengurusan SIM. Apalagi asuransi merk apa dan isi policynya apa juga tidak diberitahukan, pokoknya dipaksa harus beli.

Akhirnya saya ga jadi urus Surat Keterangan Sehat di situ dan langsung googling lokasi Puskesmas terdekat. Ternyata Puskesmas Singosari letaknya cuma beberapa ratus meter ke utara dari situ dan saya akhirnya ke sana. Saya lalu mendatangi loket pendaftaran setelah nomer antrian saya dipanggil.
"Mas mau periksa apa?"
"Saya mau minta surat keterangan sehat mbak"
"Diperlukan untuk apa mas?"
"Pengurusan SIM"
"Tapi saya infokan kalau surat dari kami biasanya ditolak Mas karena katanya mereka tidak kerjasama dengan kami"
"Oh iya? Ada yang pernah ditolak?"
"Ada, saya sendiri juga pernah. Akhirnya terpaksa ngurus di situ"
"Wah seharusnya ga dong mbak, kan surat keterangan dokter bisa dari dokter manapun, apalagi ini Puskesmas"
Lalu bapak-bapak petugas di loket sebelah ikut nimbrung
"Iya mas seharusnya begitu, apalagi di sana bayar 20ribu kan, di sini gratis. Mungkin takut di sana sepi"
"Iya sih. Ya udah ga apa-apa, saya coba aja"

Jadi rupanya tempat praktek dokter tadi adalah "dokter kerjasama yang ditunjuk" dan selama ini orang-orang diharuskan mengurus di sana. Tapi saya nekad aja dengan keyakinan seharusnya praktek-praktek seperti itu sudah tidak ada lagi di jaman sekarang. Proses pemeriksaan dokter cepat melingkupi tes buta warna, cek tensi, nadi, dll. Bu dokter yang mengeluarkan surat juga mewanti-wanti kalau surat yang dia keluarkan pernah ditolak karena dianggap bukan dari "dokter yang bekerja sama".
Contoh Surat Keterangan Sehat
Setelah mengantongi Surat Keterangan Sehat saya langsung menuju ke Polres. Setelah parkir di dalam saya langsung menuju informasi untuk minta nomor. Oleh bagian informasi saya disuruh beli map dulu di koperasi. Setelah beli map seharga 3ribu ke koperasi saya balik lagi ke informasi. Oleh petugas informasi dicek syarat-syarat yang saya bawa dan langsung diberi formulir pendaftaran untuk diisi. Jadi ternyata Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas sekarang sudah diterima, tidak lagi seperti yang diinfokan petugas Puskesmas, saya lega deh.

Setelah mengisi formulir lengkap saya diberi nomor antrian dan masuk ruang antrian. Tidak lama menunggu di ruang tunggu lalu nomor saya dipanggil oleh petugas bank BRI untuk pembayaran. Untuk perpanjangan SIM A saya membayar 80ribu sedangkan untuk SIM C 75ribu. Setelah membayar saya diarahkan ke ruang foto untuk menunggu giliran foto. Proses foto juga sangat cepat, mungkin sepertinya sekarang kecepatan proses dianjurkan untuk kepuasan pelanggan. Saking cepatnya sampai ada nama saya yang menghilang satu huruf. Setelah foto lalu saya menunggu ruang tunggu pengambilan SIM dan dalam 5 menit SIM saya sudah jadi. Saya bener-benar kagum dengan kecepatan proses pembuatan SIM sekarang. Bravo kepolisian!!

Layar Informasi di Ruang Tunggu

Nomor Antrian

Resume proses perpanjangan SIM di Polres Malang setelah mempunyai semua persyaratannya:
1. Beli map pendaftaran di koperasi Polres seharga 3ribu 
2. Menuju informasi untuk pengecekan kelengkapan syarat dan pengambilan nomor antrian 
3. Menunggu ke ruang antrian 
4. Pembayaran ke loket BRI 
5. Foto dan pengambilan sidik jari 
6. Pengambilan SIM 


Malang
15-11-16

Friday 12 August 2011

Membungakan Tagihan Kartu Kredit

Bulan Juli lalu, untuk pertama kalinya selama menggunakan kartu kredit saya sengaja menyisakan Rp 100.000 di saldo hutang saya, agar saya memahami perhitungan bunga sebagai pertimbangan cara membayar saya di bulan-bulan selanjutnya. Saya selama ini selalu membayar 100% sehingga tidak pernah membayar bunga sedikitpun.

Dengan rate bunga sebesar 2.95% seperti yang tertulis di leaflet dan website bank penerbit kartu kredit, saya sudah mempersiapkan bahwa saya akan membayar bunga untuk bulan Agustus sebesar:

2.95% * Rp 100.000 = Rp 2.950

tapi sungguh di luar dugaan, tagihan bunga saya di bulan Agustus ini sebesar: Rp 148.982. Hal ini berarti bunga yang harus saya bayar adalah hampir 150% dari total hutang saya.

Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah saya salah memahami perhitungan bunga?

Ternyata iya, saya salah memahami. Dalam rangka "membohongi" publik agar mau "membungakan" tagihannya, bank dengan sengaja menyembunyikan cara perhitungan sebenarnya. Entah sengaja, entah bank menganggap terlalu rumit sehingga males menjelaskan.

Setelah saya cari-cari, akhirnya saya menemukan cara perhitungan bunga kartu kredit. Berikut cara perhitungan bunga sehingga saya harus membayar bunga sebesar 148.982 (copy paste langsung dari Microsoft Excel saya):


A Tanggal Awal Transaksi 12-Jun
B Tanggal Tagihan Juli         10-Jul
C Tanggal Bayar                 29-Jul
D Total Tagihan                 3,120,191
E Pembayaran                 3,020,191
F Sisa Tagihan                 100,000
G Bunga per hari                 0.00098684 2.96052%/bulan
H Tanggal Tagihan Agustus 10-Aug

X G * D * (B-A)                 86,216
Y G * D * (C-B+1)               61,583
Z G * F * (H-C)                 1,184
TOTAL BUNGA (X+Y+Z) 148,982


Begitulah perhitungannya, ternyata tidak semudah yang selama ini saya (dan sepertinya banyak orang) bayangkan. Untuk itu saran saya, kalau bisa jangan pernah membungakan tagihan kartu kredit Anda.

source: sumber1

Wednesday 3 August 2011

Welcome to multicultural society

Seorang mahasiswa baru lulusan pesantren (MBLP) yang sepertinya terletak di desa mendatangi saya sepulangnya dari ProKM (MOSnya ITB)..

MBLP: Heuh Kang, teman-teman sekelompok saya "rame" pisan euy, ada yang Kristen, Budha, Hindu... Beda-beda pokoknya..
Saya : Hoo, udah ketemu yang Yahudi?
MBLP (dengan mata terbelalak) : Hahhh, emang ada???
Saya : Ada lah..
MBLP: Yang bener Kang, ada??
Saya: Ada... Ntar lama-lama kamu pasti ketemu..
MBLP --> Bengong..

--------------------------------------
Hohoho... I love being evil...
Welcome to multicultural society!!