Saturday 23 April 2011

Guna Zebra Cross di Indonesia??

Sejak masih kecil, entah TK atau SD kita sudah diajari berulang-ulang bahwa kita harus menyebrang di zebra cross atau jembatan penyebrangan jalan. Sejak kecil itu pula saya hanya manggut-manggut mengiyakan tanpa tahu kenapa harus menyebrang di zebra cross.

Seiring bertambahnya umur dan pengalaman menyebrang, saya mendapati kenyataan bahwa menyebrang di zebra cross atau tidak ternyata sama saja. Tidak ada bedanya. Apakah lebih aman menyebrang di zebra cross? Sepertinya tidak, dan akhirnya selama beratahun-tahun itu pula saya cuma bisa bertanya-tanya dalam hati kenapa kita harus menyebrang di zebra cross.

Jujur, saya baru tahu apa guna zebra cross sebenarnya ketika pergi ke suatu tempat bukan di Indonesia. Suatu pagi saya sedang berjalan-jalan sendirian di jalan yang lumayan sepi. Suatu saat saya harus menyebrang dan untungnya di depan saya ada zebra cross, jadinya saya langsung menuju zebra cross tersebut (seandainya tidak ada mungkin saya sudah menyebrang sembarangan). Ketika akan menginjak zebra cross saya melihat dari kejauhan ada mobil yang lumayan ngebut, otak saya mengatakan kalau saya nekad nyebrang bakalan ketabrak mobil itu, jadinya saya memutuskan berhenti di pinggir jalan menunggu mobil itu lewat. Di luar dugaan saya, mobil itu tiba-tiba langsung mengerem dan berhenti tepat sebelum garis zebra cross. Saya bingung, ngapain mobil ini berhenti tiba-tiba gak ada halangan atau apa? Setelah sempat diam-diaman dan saling melihat, (ya, pak sopirnya ngelihat saya dengan heran) saya baru tersadar rupanya pak sopir itu menunggu saya menyebrang. Ya ampun, ternyata ini toh gunanya zebra cross, penyebrang didahulukan oleh kendaraan. Sesuatu yang tidak pernah saya jumpai di Indonesia.

Jadi, ada 2 jenis zebra cross. Zebra cross yang memiliki lampu penyebrangan dan tidak. Kalau ada lampu penyebrangannya, maka semua (penyebrang dan kendaraan) mengikuti isyarat lampu. Kalau tidak, maka semua kendaraan harus mengalah kepada penyebrang jalan.

Kalau untuk yang ada lampunya ada kejadian yang cukup mengharukan, cukup mengharukan untuk orang yang terbiasa di Indonesia. Suatu saat teman saya kecelakaan dan kakinya terluka cukup parah. Jalannya akhirnya terpincang-pincang dan sangat lambat sekali. Ketika lampu isyarat sudah hijau kami mulai menyebrang, saya berjalan mendampingi teman saya yang jalannya minta ampun lamanya. Karena lama jalannya, lampu sudah keburu merah ketika kami masih di tengah jalan. Dalam hati saya sudah kepikiran ini pasti udah bakalan dimarahin orang deh, atau paling tidak udah banyak yang nge bel. Ternyata, selama kami masih menyebrang tidak ada satu kendaraan pun yang berjalan atau membunyikan klakson, dan kendaraan baru berjalan ketika kami sudah sampai di trotoar lagi. Sungguh sangat menghargai pejalan kaki.

Nah, bicara tentang zebra cross ada cerita unik di Abbey Road. Abbey Road di Inggris terkenal karena cover album The Beatles diambil disana berupa personel The Beatles menyebrang di Zebra Cross di Abbey Road. Lucunya, sampai sekarang banyak orang (turis) yang ikut2an foto-foto disitu padahal jalan itu adalah jalan yang masih aktif dipakai mobil. Jadinya mobil-mobil sering menunggu orang-orang yang nyebrang sambil foto-foto:


sampai-sampai ada yang protes dengan membuat gambar di tembok dekat zebra cross tersebut:


Di tempat lain, entah dimana, ada bentuk zebra cross yang unik:

Di ujung-ujungnya dibuat seperti kawat berduri, mungkin tujuannya agar pengendara yang nakal dan bandel gak mau berhenti agar kaget dan langsung mengerem. :D

Pikiran saya, kalau memang di Indonesia zebra cross tidak ada gunanya mending gak perlu dibuat saja. Mubazir dan menghabiskan uang...


Sources:

No comments:

Post a Comment