Wednesday 13 April 2011

Keunikan setiap waktu

Ketika baru tiba di Singapore, teman-teman saya, tanpa sepengetahuan saya, tiba-tiba bangun jam 5 pagi untuk melaksanakan shalat subuh. Hal tersebut tentu saja membuat saya tertawa ketika saya bangun satu jam kemudian untuk melakukan hal yang sama. Di Singapore jadwal adzan sholat subuh adalah sekitar jam 6, begitu juga di Kuala Lumpur. Lucunya, ketika kami berada di Kuala Lumpur 3 hari kemudian, masih ada saja yang sholat subuh kepagian.

Setelah saya pikir-pikir, rupanya bagi manusia, secara sadar maupun tidak sadar, waktu tertentu memiliki atmosfer yang unique, biasanya berhubungan dengan kebiasaan.

Nah, berikut ini keunikan masing2 waktu bagi saya selama berada di Bandung dengan waktu GMT+7:

05.00 Waktu untuk bangun dan shalat subuh. Di bulan-bulan tertentu, civil twilight mulai muncul di timur.

06.00 Tidak boleh sholat subuh lagi, matahari sudah terbit. Jalanan masih sepi. Memulai olahraga di luar enak di jam ini, tapi kadang kabut masih melingkupi udara. Terlalu pagi untuk berenang. Boleh mulai sarapan.

07.00 Matahari sudah tinggi, tidak enak lagi berolahraga di luar. Sudah cukup hangat untuk berenang. Jalan sudah sangat ramai dan padat. Sekolah/kuliah sudah masuk.

08.00 Olahraga diluar sudah saya hentikan. Waktu untuk bekerja.

09.00 Bank-bank dan kantor2 sudah buka. Appointment2 sebaiknya dimulai setelah jam ini.

10.00 Terlalu siang untuk berenang.

11.00 Stay indoor as long as you can, panasnya udah gak nahan.

12.00 Waktu makan siang, sholat, dan istirahat.

13.00 Back to work, atau tidur siang. Tetep stay indoor.

14.00 Masih panas, males keluar. Tidur juga enak.

15.00 Matahari sudah mulai condong, tapi masih panas.

16.00 Sholat Ashar, sudah mulai enak untuk aktivitas outdoor.

17.00 Banyak yang olahraga sore.

18.00 Maghrib, mulai gelap

19.00 Dinner!!

20.00 Baca2 buku, belajar, nonton, atau ngobrol

21.00 Dunia malam dimulai..

22.00 Sudah mulai ngantuk

23.00 Memulai tidur

24.00 Harus sudah tidur

01.00 - 02.00 Sudah sangat larut bagi yang belum tidur

03.00 Orang2 yang dugem udah mulai pulang, yang tahajud baru mulai

04.00 Sudah hampir terlambat buat sahur, cepetan!!

Dan sepertinya keunikan itu tetap ada walaupun kita pergi ke tempat lain dengan pola waktu yang berbeda sampai kita benar2 beradaptasi dengan waktu lokal.

Akhir-akhir ini saya iseng-iseng mencoba menambah waktu saya 1 jam sehingga menggunakan waktu GMT+8 atau Waktu Indonesia Tengah, untuk melihat bagaimana reaksi psikologis saya dengan penambahan waktu tersebut.

Hasilnya, selama matahari masih terlihat (jam 6 - 18 GMT+7), seluruh keunikan diatas ikut bergeser 1 jam juga, kecuali waktu siap kerja saya tetap di sekitar jam 8.
Tetapi ketika matahari sudah tidak ada (malam hari), keunikan tiap jam tetap seperti sebelumnya, tidak bergeser. Jadi rupanya bagi saya, keberadaan matahari sangat mempengaruhi keunikan waktu tersebut.

Akhirnya saat ini saya lebih menyukai menggunakan waktu GMT+8 karena benar2 bisa mengurangi kegiatan saya di malam hari dan fokus berkegiatan di siang hari (Fitrah manusia kan bgini, hehe). Jam 24 sudah tidur, jam 6 baru bangun, untuk kemudian berkegiatan (kecuali weekend). Anggap saja sedang ikut2 Daylight Saving Time negara2 yang mengalami Summer.


No comments:

Post a Comment